Pengaruh Dunia Virtual terhadap Identitas Budaya Indonesia

Memahami Peran Dunia Virtual dalam Membentuk Identitas Budaya

Dunia virtual berperan penting dalam membentuk identitas budaya, termasuk budaya Indonesia. Menurut Dr. Siti Zuhro, peneliti senior dari LIPI, "Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah cara manusia berinteraksi dan berkomunikasi". Interaksi tersebut, lanjutnya, menciptakan identitas budaya baru. Dalam konteks Indonesia, dunia virtual memiliki peran ganda. Pertama, mendukung pelestarian budaya tradisional, dan kedua, menumbuhkan budaya populer baru.

Menurut data dari APJII, pengguna internet Indonesia mencapai 196,7 juta pada 2020. Jumlah ini mencakup berbagai lapisan masyarakat, dari perkotaan hingga pedalaman, dari muda hingga tua. Penggunaan internet yang merambah berbagai lapisan masyarakat ini menjadi ajang pertarungan identitas budaya. Tidak jarang kita temui konten budaya lokal yang dikemas secara modern di media sosial, atau bahkan terciptanya tren baru yang berasal dari budaya populer.

Dampak Pengaruh Dunia Virtual terhadap Identitas Budaya Indonesia

Adapun dampak konkret dari pengaruh dunia virtual terhadap identitas budaya Indonesia adalah terbentuknya budaya hybrid. Budaya ini adalah perpaduan antara budaya tradisional dan modern yang dipengaruhi oleh teknologi. Sebagai contoh, kita bisa melihat fenomena TikTok, di mana netizen Indonesia memadukan tarian tradisional dengan musik pop modern.

Namun, dampak negatif juga tidak bisa diabaikan. Seperti dikatakan oleh Dr. Siti Zuhro, "Eksposur budaya asing melalui internet dapat menggerus identitas budaya lokal". Kita bisa melihat bagaimana budaya pop Barat sangat mendominasi ruang digital kita. Akibatnya, generasi muda Indonesia kian hari kian asing dengan budaya sendiri.

Di sisi lain, dunia virtual juga menjadi wadah bagi masyarakat Indonesia untuk mempromosikan budaya lokal ke kancah internasional. Banyak konten kreatif yang berbasis budaya lokal mendapatkan apresiasi positif dari netizen internasional.

Untuk itu, penting bagi kita untuk memanfaatkan dunia virtual sebagai sarana pelestarian dan pemberdayaan budaya lokal. Pemerintah perlu mendorong dan memberikan wadah bagi kreator konten lokal untuk berkarya. Selain itu, pendidikan budaya juga perlu ditingkatkan agar generasi muda tidak kehilangan akar budayanya.

Tantangan mempertahankan identitas budaya di era digital memang tidak mudah. Namun, dengan pendekatan yang tepat, kita bisa memanfaatkan dunia virtual untuk memperkaya dan mempertahankan identitas budaya Indonesia.